Daftar Blog Saya

Minggu, 08 Januari 2012

PENDEKATAN PRAGMATIS Drama “40 Pertemuan Dari Hari Ke Hari” Karya W.S Rendra

PENDEKATAN PRAGMATIS

Pendekatan pragmatik adalah pendekatan yang memandang karya sastra sebagai sarana untuk menyampaikan tujuan tertentu kepada pembaca. Dalam hal ini tujuan tersebut dapat berupa tujuan politik, pendidikan, moral, agama mauwww.google.compun tujuan yang lain. Dalam praktiknya pendekatan ini cenderung menilai karya sastra menurut keberhasilannya dalam mencapai tujuan tertentu bagi pembacanya (Pradopo, 1994).
Dalam praktiknya, pendekatan ini mengkaji dan memahami karya sastra berdasarkan fungsinya untuk memberikan pendidikan (ajaran) moral, agama, maupun fungsi sosial lainnya. Semakin banyak nilai pendidikan moral dan atau agama yang terdapat dalam karya sastra dan berguna bagi pembacanya, makin tinggi nilai karya sastra tersebut.
Di Indonesia pendekatan ini pernah dianut oleh Sutan Takdir Alisyahbana (pada masa Pujangga Baru) yang mengatakan bahwa karya sastra yang baik haruslah yang memberikan manfaat bagi masyarakat, yang kemudian dikenal dengan istilah sastra bertendens (Teeuw 1978).

Analisis Drama “40 Pertemuan Dari Hari Ke Hari” Karya W.S Rendra

Pada drama “40 pertemuan dari hari ke hari” gaya penulisan yang dipakai oleh W.S. Rendra sangat baku. Tetapi kalimatnya diulang-ulang. Sehingga membuat pembaca tidak mengerti. Pada awal cerita drama ini, langsung kepada permasalahannya atau langsung kepada konflik. Seharusnya, permulaan drama itu dimulai dengan perkenalaan tokohnya.
Pada watak tokoh Reso, ia mempunyai sifat yang sangat angkuh dan sombong. Padahal Reso pada drama ini bercita-cita menjadi Raja, tetapi sifat ia yang sangat angkuh sangat tidak cocok untuk menjadi seorang Raja. Seharusnya seorang raja itu baik, rendah hati, dan berjiwa kepimimpinan. Pada akhir cerita drama ini sangat tidak jelas, apakah reso menjadi Raja atau tidak? Seharusnya jalan ceritanya jelas, sehingga tidak membuat pembaca bingung dan penasaran.
Pada drama W.S. Rendra judul dengan isinya tidak ada kaitannya. Judulnya tentang 40 pertemuan hari ke hari, tetapi isinya menjelaskan tentang si Reso yang berkeinginan menjadi Raja dan pada drama ini pembaca tidak dapat memahami isi cerita drama ini kalau membacanya sekali saja. Drama ini harus dibaca berulang-ulang, karena kata-kata pada drama ini sangat berbelit-belit. Pada drama ini nilai moral yang dapat kita ambil, kalau kita ingin menjadi seorang pemimpin, janganlah kita sombong dan menghalalkan segala cara untuk menjadi seorang pemimpin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar